Kamis, 09 Januari 2014

Cerita Cinta adalah Teman Tak Terduga

            Terkadang hidup itu sulit untuk dimengerti, hadirnya orang baru membuat hari-hari yang berbeda. Berbeda itulah yang menarik dalam hidup. Apa yang dialami Wati memang biasa terjadi pada semua remaja,yang menginjak 17 tahun.
 Apa yang dialami anak remaja seusianya kalau bukan masalah cinta, sahabat,dan jangan terlupakan adalah pelajarannya di sekolah. Wati selalu menceritakan apa yang dia alami kepada seorang sahabatnya. Sahabat yang sudah 4 tahun dari SMP, namanya Yanto. Anak laki-laki yang berjalan seperti pinguin itu memang selalu membuat Wati tertawa meski dalam sebuah short message. Maklum lah beda sekolah.
Hampir tiap harinya Wati selalu mendapatkan sms dari sahabatnya. Orang lain takpernah tahu akan hal itu. Orang lain yang tahu hanya, mereka adalah seorang teman. Jelas orang-orang beranggapan seperti itu, setiap mereka bertemu dalam groupnya SMP itu seperti takkenal, seperti tak ada lagi yang perlu diceritakan. Diam itulah yang dilakukan Wati tiap bertemu. Tak ada canda seperti di short message mereka.
Hari ini tanggal 2 Oktober. Pagi yang indah untuk awal minggu di bulan oktober ini.
“Awan yang mulai memutih, sinar surya yang terik mengawali hari ini. Sebuah pertanda yang baikkah untuk hari ini?.” Kata Wati pada seorang temannya ketika sampai disekolah.
“Waaahh.. mau ulangan aja loe kayak gitu. Jangan lupa yang disebelah, gue belum belajar nih!.” Kata temannya
“Ahh.. loe sih jadwal padat buat sms dia. Gue ini lagi galau”kata Wati.
“Yang sabar yaa.. besok-besok juga dapet kalau lagi jomblo emang susah. Pliss lah.. sekali dan untuk berkali-kali gak masalah kan buat temen loe yang cantik ini Wat..”kata temannya.
“Iya deh.. gampang urusannya.”kata Wati
Bel masuk berbunyi, hari padat anak sekolah adalah ulangan harian, tugas banyak. Ditambah harus bersiap-siap ulangan tengah semester satu untuk kelas tiga.
 “Hari ini tanggal 2 Oktober yaa. Tesnya tinggal 5 hari lagi.” Kata Wati yang bergumam sendiri setelah pulang sekolah.
“ Tanggal 10 nya kan ulang tahun Yanto. Jangan sampai lupa ini.” Katanya lagi dalam hati.
Sebenarnya sudah beberapa minggu terakhir ini perasaan Wati berubah kepada Yanto. Dia tidak tahu apa yang terjadi padanya. Lebih jelasnya adalah perasaan cintanya mulai tumbuh dari rasa nyaman yang ia peroleh dari seorang Yanto. Namanya saja anak cewek, apalgi kalau bukan menunggu. Menunggu adalah waktu yang lama.
 Dalam short message.
From: Yanto
02/10/2013   17:45
Hai.. maghrib-maghrib J
“ Tumben males aku bales smsnya. Entar kalau gak aku bales dia marah, bisa panjang urusannya.” Gumam Wati sendiri.
Didalam outbox handponenya sudah terkirim satu sms ke Yanto.
“ Siiip laahh… ;D”
Memang perasaan yang dia rasakan sedikit membuat Wati cemas dan resah.
“Apakah dia suka padaku?Kalau tidak malang sekali nasibku. Sudah minggu-minggu ini berat sekali” Kata Wati dalam hati
Yanto adalah orang pertama yang berhasil membuat gadis seperti Wati merasa seperti itu. Kesibukan anak sekolah sebenarnya tak membuat Wati ingin mencari seorang pangeran. Kalu bisa dia ingin sekali hidup seperti Peterpan yang bebas bermain kapan saja dia suka. Namun, hal itu sekarang berubah ketika peraasaan yang ia khawatirkan muncul. Ia takut kalau akhirnya persahabatan yang selalu dia unggulkan hancur hanya karena perasaannya.
Tapi sebenarnya dia takperlu meresahkan diri. Rasa itu bukan hanya untuk Wati. Tapi Yanto juga berpikiran yang sama. Dia juga memendam rasa minggu-minggu terakhir ini. Dia butuh kejelasan dari seorang Wati. Ini itu pacaran atau sahabatan atau malah teman. Dan akhirnya diapun mengirim Wati sebuah sms untuk mengawali smsnya.
            From:Yanto
            02/10/2013    18:35
            Boleh gak sih kalau aku bertanya?
            To: Yanto
            02/10/2013     18:40
            Boleh-boleh aja. Kayak biasanya gak boleh aja… tumben formal banget.
            From : Yanto
            02/10/2013     18:42
            Sebenarnya kamu itu nganggep hubungan ini apa?
            Wati kaget membaca sms dari Yanto. Entah apa yang ia pikirkan. Apakah itu artinya dia menyatakan perasaannya atau malah ingin mengakhiri hubungan ini. Dan dia bertanya dalam hatinya “Kalau kujawab kita sahabatan, itu udah jelas diiyakan. Tapi kalau aku ingin dia jadi pacarku mungkin gak ya dia menjawabnya dengan pasti IYA”.
            Dan akhirnya dia membalas sms dari Yanto.
            To: Yanto
            02/10/2013   19:00
            Ö..Saya sendiri kurang paham dengan hubungan ini. Bisalah kalau ini dikatakan sahabatan. Bisa juga disebut pacaran. Atau saudaraan..
Beberapa waktu kemudian ada sebuah sms diinboxnya
            From: Yanto
            02/10/2013   19:05
            Kog sama yaa… ada yang lain sepertinya. Entah apa itu.. Jalani aja apa yang ada hari ini entah besok jadi apa akhirnya..
            Semenjak itulah Yanto dan Wati mulai membuka diri untuk hal baru. Mereka tersadar akan apa yang mereka rasakan. Berawal dari sebuah pertemuan yang takpernah diduga, berlanjut menjadi sebuah pertemanan yang solid, lalu menjadi sebuah persahabatan yang indah, dan sekarang mereka menjalin hubungan cinta dengan dasar persahabatan. Mereka baru sadar teman yang selama ini selalu ada untuknya adalah orang yang ia butuhkan.

“Back To Your History and Find It”

Sabtu, 21 Desember 2013

Belum Ada Judul


                Life is never flat”, itulah yang sering orang-orang bilang dalam hidup ini. Dan tentu saja ada kunci untuk mengatasi setiap masalah yang ada, apalagi kalau bukan solusi. Kisah ini tentang seorang gadis SMP beranjak ke Sekolah Menengah Atas.
            Awan yang mulai meneteskan air matanya mulai menghiasi akhir bulan Juli ini. Gadis yang kusebut namanya Kian itu turun dari sebuah bus sekolah menuju ke pintu gerbang sekolahnya. Dia harus lebih giat untuk awal dari sekolahnya di SMA. Itu terlihat jelas dari wajah yang penuh semangat pagi itu. Perjalanan panjang untuk sekolahnya.
            “Aku bisa, dan kalau aku yakin bisa pastilah bisa terjadi.” Katanya dalam hati.
            Dari kejauhan dua orang teman SMP dari kelas imersi itu berbincang-bincang.
            “Kau tahu?kenapa dia berubah seperti itu?” kata Fia.
            “Mana ku tau? Yang dekat dengannya tak ada. Menurutku dia terlalu yakin. Dan kalau apa yang dia inginkan tak terjadi. Apa yang akan dia lakukan?” kata Vena
            “Huussh..”kata Fia.
            Kian meneteskan air matanya, mungkin itu bukan untuk pertama kalinya dia seperti itu.“Mungkin itu pertanda buruk untuk langkahku. Atau seharusnya aku taksekolah disini ya?”kata Kian dalam hati.
            Ada beberapa hal yang membuatnya enggan untuk tersenyum dan menyapa mereka, karena “Teman tidak akan mempermalukan temannya kepada teman-temannya”. Sejauh ini kurasa tekad yang diberikan oleh gadis SMA Kian itu makin terlihat jelas. Dan untuk menjadi nomor satu dari ratusan siswa, mungkin terjadi kalau dia bersungguh-sungguh.
            Perjalanan panjang untuk mencapai itu. Tapi hari-hari yang berlalu sudah ia tunjukkan.  Di istirahat sekolah….
            “Dua hari lagi tes semesterku yang pertama di SMA. Aku harus pastikan semuanya baik-baik saja.”Gumam Kian

            “Iya.. tapi jangan lupa. Jangan pelit-pelit lah..”Kata Sita
            Kian hanya diam dan langsung masuk kekelas. Bukannya dia ingin bersifat egois. Tapi fakta yang ia ambil ketika ia melakukannya, “№” satu kata itu selalu ada dihatinya dan mengingatkannya kepada apa yang dia inginkan dari awal.”
            Hari-haripun berlalu, begitu juga dengan test semester 1 . Di sela classmeeting terdengar suara teman dekatnya yang membicarakan sesuatu.
            “Aku bingung dengannya, entah apa yang membuat seperti itu. Dia menjauh dari teman-temannya. Tapi menurutku dia seorang teman yang baik. Sikapnya yang seperti itu hanya untuk menunjukkan bahwa dia bisa membuktikan apa yang takmungkin terjadi. Toh juga nila-nilainya bagus.”kata Yuni
            “Menurutku juga seperti itu. Dia datang!!”.Kata Nita
            “Heiii… sibuk ya? Boleh diganggukan?hehehehe..” Kata Kian
            “Tentu bolehlah.”kata Nita
              Tiba-tiba dua anak imersi dari kelas A itu lewat.
              “ Hiii… regular aja bangga.”kata Fia sambil tertawa
              “ Sepertinya dirimu ambisi sekali ya… hahaha kata Vena
              “Sudahlah anggap aja angin lalu..”kata Kian
              “Lihat wajahmu ketika melihat anak itu… hahaha. Seperti mau menerkamnnya saja.”Kata Yuni
                “Kau tau? Menurutku itu sangat tak adil. Bagaimana tidak!? Jika satu anak hanya mengalahkan 34 anak dari kelas imersi itu sangat tidak fair jika dibandingkan satu anak mengalahkan tujuh kelas dari kelas regular. Hmmmm..menyebalkan.”Kata Kian.
              “Iya.. iya. Tittle kelas unggulan aja bangga.”Sahut Nita
              Makanya Kian sangat semangat untuk mengalahkan anak-anak imersi. Yaa termasuk mereka itu teman SMP yang sekarang masuk ke sekolah sama dengannnya dan masuk dikelas imersi. Dia ingin buktikan bahwa takperlu ada kelas imersi, kelasnya anak-anak pintar katanya.
              “Awas saja, ketika semuanya terbalik aku hanya ingin bicara padanya. Dunia lebih bahagia kepadaku.”kata Kian dalam hati.
              Hingga akhirnya pengumuman peringkat disekolah itu terdengar. Kian hampir takpercaya melihat apa yang ia lihat dipapan pengumuman. Nilainya pun mengalahkan juara kelas di kelas imersi. Dia terdiam, mulutnya perlahan tersenyum kepada Yuni dan Nita.
              “Inilah yang kutunggu. Dan terjadi.” Kata Kian dalam hati.
              “Selamat ya!”Kata Nita dan Yuni
              “Satu Kian bukan dua atau tiga. Selamat ya..” kata Nita
              “Iya..” Kata Kian
              “Apa yang kamu inginkan bisa Kian.”kata Yuni
              “ Ahh.. itu bukan cuma aku. Kamu dan Nita juga iya kan.” Kata Kian
              “ Iya niih kamu Nit juga dapet nomor 3. Yuni di nomor 2. Wahhh.. makan-makan niih. Juaranya dikelas kita semua.” Kata salah satu temannya.
              Dan akhirnya, dua anak imersi itu kini hanya diam. Tiap kali bertemu, merekalah yang menyapa Kian. Menyapa bukan mengejek lagi.
              Akhir cerita, ketika sebuah kepercayaan diiringi niat dan doa, pastilah Tuhan akan menjawabnya. Ketika mimpimu ada teruskanlah jangan sampai kau terjaga. Karena ketika itulah kamu akan tahu apa cara yang kamu buat untuk menakhlukkannya. Seperti Kian gadis yang dulunya bermimpi, dia bisa mewujudkannya.
              Sebuah kata bisa jadi motivasi,dan sebuah keyakinan bisa menjadi awal sebuah mimpi. Jangan hanya menyela atau bahkan meremehkan orang. Lihat dirimu apakah kamu bisa membuktikannya?
“Buktikan dan Jangan Berhenti”
             
             


Hemy Rizkianawati