“Life
is never flat”, itulah yang sering orang-orang bilang dalam hidup ini. Dan
tentu saja ada kunci untuk mengatasi setiap masalah yang ada, apalagi kalau
bukan solusi. Kisah ini tentang seorang gadis SMP beranjak ke Sekolah Menengah
Atas.
Awan
yang mulai meneteskan air matanya mulai menghiasi akhir bulan Juli ini. Gadis
yang kusebut namanya Kian itu turun dari sebuah bus sekolah menuju ke pintu
gerbang sekolahnya. Dia harus lebih giat untuk awal dari sekolahnya di SMA. Itu
terlihat jelas dari wajah yang penuh semangat pagi itu. Perjalanan panjang
untuk sekolahnya.
“Aku
bisa, dan kalau aku yakin bisa pastilah bisa terjadi.” Katanya dalam hati.
Dari
kejauhan dua orang teman SMP dari kelas imersi itu berbincang-bincang.
“Kau
tahu?kenapa dia berubah seperti itu?” kata Fia.
“Mana
ku tau? Yang dekat dengannya tak ada. Menurutku dia terlalu yakin. Dan kalau
apa yang dia inginkan tak terjadi. Apa yang akan dia lakukan?” kata Vena
“Huussh..”kata
Fia.
Kian
meneteskan air matanya, mungkin itu bukan untuk pertama kalinya dia seperti
itu.“Mungkin itu pertanda buruk untuk langkahku. Atau seharusnya aku taksekolah
disini ya?”kata Kian dalam hati.
Ada
beberapa hal yang membuatnya enggan untuk tersenyum dan menyapa mereka, karena
“Teman tidak akan mempermalukan temannya kepada teman-temannya”. Sejauh ini
kurasa tekad yang diberikan oleh gadis SMA Kian itu makin terlihat jelas. Dan
untuk menjadi nomor satu dari ratusan siswa, mungkin terjadi kalau dia
bersungguh-sungguh.
Perjalanan
panjang untuk mencapai itu. Tapi hari-hari yang berlalu sudah ia tunjukkan. Di istirahat sekolah….
“Dua
hari lagi tes semesterku yang pertama di SMA. Aku harus pastikan semuanya
baik-baik saja.”Gumam Kian
“Iya..
tapi jangan lupa. Jangan pelit-pelit lah..”Kata Sita
Kian
hanya diam dan langsung masuk kekelas. Bukannya dia ingin bersifat egois. Tapi
fakta yang ia ambil ketika ia melakukannya, “№” satu kata itu selalu ada
dihatinya dan mengingatkannya kepada apa yang dia inginkan dari awal.”
Hari-haripun
berlalu, begitu juga dengan test semester 1 . Di sela classmeeting terdengar
suara teman dekatnya yang membicarakan sesuatu.
“Aku
bingung dengannya, entah apa yang membuat seperti itu. Dia menjauh dari
teman-temannya. Tapi menurutku dia seorang teman yang baik. Sikapnya yang
seperti itu hanya untuk menunjukkan bahwa dia bisa membuktikan apa yang
takmungkin terjadi. Toh juga nila-nilainya bagus.”kata Yuni
“Menurutku
juga seperti itu. Dia datang!!”.Kata Nita
“Heiii…
sibuk ya? Boleh diganggukan?hehehehe..” Kata Kian
“Tentu
bolehlah.”kata Nita
Tiba-tiba
dua anak imersi dari kelas A itu lewat.
“
Hiii… regular aja bangga.”kata Fia sambil tertawa
“
Sepertinya dirimu ambisi sekali ya… hahaha kata Vena
“Sudahlah
anggap aja angin lalu..”kata Kian
“Lihat
wajahmu ketika melihat anak itu… hahaha. Seperti mau menerkamnnya saja.”Kata
Yuni
“Kau tau? Menurutku itu sangat tak adil.
Bagaimana tidak!? Jika satu anak hanya mengalahkan 34 anak dari kelas imersi
itu sangat tidak fair jika dibandingkan satu anak mengalahkan tujuh kelas dari
kelas regular. Hmmmm..menyebalkan.”Kata Kian.
“Iya..
iya. Tittle kelas unggulan aja bangga.”Sahut Nita
Makanya Kian sangat semangat untuk
mengalahkan anak-anak imersi. Yaa termasuk mereka itu teman SMP yang sekarang
masuk ke sekolah sama dengannnya dan masuk dikelas imersi. Dia ingin buktikan
bahwa takperlu ada kelas imersi, kelasnya anak-anak pintar katanya.
“Awas
saja, ketika semuanya terbalik aku hanya ingin bicara padanya. Dunia lebih
bahagia kepadaku.”kata Kian dalam hati.
Hingga
akhirnya pengumuman peringkat disekolah itu terdengar. Kian hampir takpercaya
melihat apa yang ia lihat dipapan pengumuman. Nilainya pun mengalahkan juara
kelas di kelas imersi. Dia terdiam, mulutnya perlahan tersenyum kepada Yuni dan
Nita.
“Inilah
yang kutunggu. Dan terjadi.” Kata Kian dalam hati.
“Selamat
ya!”Kata Nita dan Yuni
“Satu
Kian bukan dua atau tiga. Selamat ya..” kata Nita
“Iya..”
Kata Kian
“Apa
yang kamu inginkan bisa Kian.”kata Yuni
“
Ahh.. itu bukan cuma aku. Kamu dan Nita juga iya kan.” Kata Kian
“
Iya niih kamu Nit juga dapet nomor 3. Yuni di nomor 2. Wahhh.. makan-makan
niih. Juaranya dikelas kita semua.” Kata salah satu temannya.
Dan
akhirnya, dua anak imersi itu kini hanya diam. Tiap kali bertemu, merekalah
yang menyapa Kian. Menyapa bukan mengejek lagi.
Akhir
cerita, ketika sebuah kepercayaan diiringi niat dan doa, pastilah Tuhan akan
menjawabnya. Ketika mimpimu ada teruskanlah jangan sampai kau terjaga. Karena
ketika itulah kamu akan tahu apa cara yang kamu buat untuk menakhlukkannya.
Seperti Kian gadis yang dulunya bermimpi, dia bisa mewujudkannya.
Sebuah
kata bisa jadi motivasi,dan sebuah keyakinan bisa menjadi awal sebuah mimpi. Jangan
hanya menyela atau bahkan meremehkan orang. Lihat dirimu apakah kamu bisa
membuktikannya?
“Buktikan
dan Jangan Berhenti”